Halaman

SELAMAT DATANG DI BLOG SEPRIADI KOTO

Sabtu, 05 Februari 2011

Energi Alternatif di Indonesia

Umum
Kebutuhan akan energi yang terus meningkat yang semakin menipisnya cadangan minyak bumi memaksa manusia untuk mencari sumber-sumber energi alternatif. Negara-negara maju juga telah bersaing dan berlomba membuat terobosan-terobosan baru untuk mencari dan menggali serta menciptakan teknologi baru yang dapat menggantikan minyak bumi sebagai energi.Semakin menipisnya persediaan dan ketergantungan pada salah satu jenis energi dimana hingga saat ini pemakaian bahan bakar minyak sangat besar sekali dan hampir semua sektor kehidupan menggunakan bahan bakar ini, sementara itu bahan bakar minyak merupakan komoditi ekspor yang dominan untuk pendapatan negara.
Kesenjangan antara kebutuhan dan kesediaan energi dengan tingginya angka pertumbuhan penduduk di Indonesia, serta distribusi yang tidak merata membutuhkan suatu strategi pembangunan yang terintegrasi antara ketersediaan energi sebagai roda penggerak perekonomian dengan masyarakat dan industri sebagai penggunaan energi dan pelaku ekonomi, merupakan masalah yang perlu segera dicari pemecahannya. Apalagi mengingat perkiraan dan perhitungan para ahli pada tahun 2020-an produksi minyak akan menurun tajam dan biasa menjadi titik awal kesenjangan teknologi, maka perlu dilaksanakan penghematan menggunakan energi yang masih tersiksa saat ini. Penghematan ini sebetulnya harus telah kita gerakan sejak dulu karena pasokan bahan bakar yang berasal dari minyak bumi adalah sumber energi fosil yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable), sedangkan permintaan naik terus, demikian pula harganya sehingga tidak adanya stabilitas keseimbangan permintaan dan penawaran. Salah satu jalan untuk menghemat bahan bakar minyak (BBM) adalah mencari sumberenergi alternatif yang dapat perbaharui (renewable).
Kondisi Penggunaan Energi
Sebagian besar energi yang digunakan di Indonesia berasal dari energi fosil yang berbentuk minyak bumi dan gas bumi, walaupun sebenarnya saat ini sudah banyak diketahui potensi alam dalam menyediakan energi alternatif penggati energi dari fosil, antara lain energi dari reaktor nuklir, energi dari tenaga angin, energi dari sinar matahari dan lain sebagainya.
Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melansir bahwa penggunaan energi nasional saat ini masih sangat bergantung kepada minyak bumi.Permintaanya harus meningkat dari tahun ke tahun.Angka pertumbuhannya berkisar 7% pertahun.Pembengkakan dan peningkatan konsumsi energi tersebut tentunya tidaklah mudah untuk ditekan.Apalagi jenis bahan bakar yang banyak dikosumsi masyarakat adalah bahan bakar yang dapat subsidi.Menurut data dari Indonesia Petroleum Association (IPA), saat ini rata-rata produksi minyak Indonesia hampir 1 juta barel perhari. Dengan persediaan cadangan minyak yang siap produksi 4 miliar barel, jumlah tersebut diperkirakan hanya akan cukup untuk produksi hingga tahun 2020 nanti. Akan tetapi, dalam kenyataanya kita masih harus mengimpor minyak dari negara lain. Kondisi yang tidak jauh berbeda juga terjadi pada gas alam. Cadangan gas alam yang disebut-sebut mencapai 165 triliun standar kaki kubik akan habis dalam 20 tahun kedepan. Sekitar 60% dari hasil produksinya diekspor karena pasar domestik tidak didorong mampu menyerapnya.
            Untuk mengatasi keadaan diatas, maka mulai saat ini perlu dipikirkan diverifikasi energi untuk alternatif masa depan, setidaknya ada dua alasan. Pertama, persediaan energidari fosil sangat terbatassehingga suatu saat akan habis. Kedua, permintaan kebutuhan energiyang terus meningkat pesat saat ini dan tahun-tahun mendatang.
Peluang Pengembangan Energi Terbarukan di Indonesia
            Potensi sumber daya energi terbaru sebetulnya cukup tersedia, seperti : matahari, angin, dan air, ini secara prinsip memang dapat diperbaharui, karena selalu tersedia di alam. Namun pada kenyataanya potensi yang dapat dimanfaatkan adalah terbatas.Tidak di setiap daerah dan setiap waktu, matahari bersinar cerah, air jatuh dari ketinggian, dan mengalir deras serta angin bertiup dengan kencang disebabkan oleh keterbatasan-keterbatasan tersebut. Nilai sumber daya energi sampai saat ini belum dapat sepenuhnya menggantikan kedudukan sumber daya energi fosil sebagai bahan baku produksi energi listrik. Oleh sebab itu energi terbaru ini lebih tepat disebut sebagai energi aditif, yaitu sumber daya energi tambahan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan energi listrik, serta menghambat atau mengurangi peranan sumber daya energi fosil.
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam mencari peluang pengembangan energi terbaru, diantaranya :
a.      Menipisnya cadangan minyak bumi
Setelah terjadinya krisis energi yang mencapai puncak pada dekade 1970, dunia menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak bumi, sebagai salah satu tulang punggung produksi energi terus berkurang. Bahkan beberapa ahli berpendapat, bahwa dengan pola konsumsi seperti sekarang, maka dalam waktu 50 tahun cadangan minyak bumi dunia akan habis..
b.      Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan
Dalam 10 tahun terakhir ini, pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan pelestarian lingkungan hidup menunjukan gejala yang positif. Masyarakat makin peduli akan upaya penanggulangan segala bentuk polusi, mulai dari sekedar menjaga kebersihan lingkungan sampai dengan mengontrol limbah buangan dan sisa produksi. Banyak pembangunan proyek fisik yang memperhatikan faktor pelestarian lingkungan, sehingga perusakan ataupun pengotoran yang merugikan lingkungan sekitar dapat dihindari, minimal dikurangi.
Beberapa Alternatif Pengembangan Energi Terbarukan Di Indonesia
Program pemerintah untuk diverifikasi dan konservasi energi telah mulai dilakukan. Program tersebut dapat dilihat dari : 1) program diverifikasi energi minyak untuk jangka pendek hingga tahun 2009, menekan pada konversi minyak tanah ke LPG, dan pengembangan  bahan bakar nabati (BBN), 2) peningkatan pemanfaatan energi-energi  terbarukan lainnya.
Kebutuhan listrik di Indonesia dengan laju 7-8 % per tahun tidak mungkin dipenuhi jika hanya mengharapkan dari sumber yang ada saat ini.Pada hal ketersediaan energi sangat penting dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, yang pada akhirnya bermuara pada tersedianya kesempatan kerja yang luas bagi masyarakat. Beberapa alternatif pilihan diantaranya :
1.      Panas bumi
Panas bumi saat ini adalah sumber tenaga listrik yang cukup ramah lingkungan dan tidak menimbulkan polusi yang berbahaya (tentunya dengan pengolhan yang baik).
2.      Gelombang laut dan angin
Pembangkit listrik yang dibangun dari sumber energi angin adalah salah satu contoh yang belum terlalu banyak digunakan.Setidaknya sumber energi ini tidak menimbulkan polusi, dan tersedia dalam jumlah yang cukup besar.Jika kita perhatikan di beberapa lokasi di Indonesia, sumber energi ini cukup banyak.
3.      Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Sebagian ahli menyatakann bahwa penggunaan tenaga nuklir untuk kepentingan pembangunan listrik sudah menjadi kebutuhan mendesak.Fenomena penolakan masyarakat terhadap proyek PLTN murni semata-mata karena adanya misinformasi dan miskomunikasi belaka. Proyek PLTN akan dapat digulirkan dengan sukses, manakala masyarakat diberi informasi utuh, persuasif, dan terbuka.
4.      Energi biogas
Energi terbarukanlain yang dapat dihasilkan dengan teknologi tepat guna yang relatif lebih sederhana dan sesuai untuk daerah pedesaan adalah energi biogas. Energi didapatkan dengan cara memproses limbah bio atau bio massa di dalam alat kedap udara yang disebut digester. Biomassa berupa limbah dapat berupa kotoran ternak bahkan tinja manusia, sisa-sisa panenan seperti jerami, sekam dan daun-daunan sortiran sayur dan sebagainya.
Mudah-mudahan dengan dimanfaatkannya beberapa sumber energi alternatif ini dengan optimal  dan didukung dengan sumber daya manusia (SDM) yang baik, maka kebutuhan akan energi di Indonesia bisa terpenuhi secara merata. Amin.

Jumat, 04 Februari 2011

Aku Telah Menemukan Cahaya

Di suatu tempat terdengar dayu suara yang memanggil
Di relung hati yang terdalam
Sangat banyak tetesan kesedihan
Benar-benar tak dapat dihitung

Setiap kali aku gagal, aku jatuh ke tanah
Lalu aku melihat langit yang biru dari bawah
Meskipun jalan merindukan dan kesepian
Namun dalam kelembutan aku merasakan kehangatan
Badanku yang kosong mulai diam
Untuk mendengarkan apa yang terjadi

Keajaiban hidup dan sekarat
Bunga, rumput, udara, kota
Kita semua bernyanyi dan menari
Dibuah cahaya harapan

Badanku yang kosong
Ku isi dan dilahirkan kembali
Aku dapat mengambil cahaya itu
Menggunakan kedatanganku

Aku telah menemukan cahaya
Cahaya yang selalu bersamaku
Yang memberikan sinar harapan

Semua bersama kita


Jika malam pernah menangis bersama kita
Sudah ada siang yang akan selalu tertawa,
Sejuk membelai dari pagi
Setia memeluk hingga senja
Bahkan jika masih mungkin
Ada bintang redup
Yang enggan meninggalkanmu sendiri
Menemani mengenang setiap masa lalu
Agar kita harus selalu ingat
Bahwa yang terburuk di masa lalu
Adalah keindahan yang terbuang.

Kamis, 03 Februari 2011

Sedikit demi sedikit, lama-lama jadi bukit

Pepatah ini sederhana saja “ sedikit demi sedikit lama-lama jadi bukit. ” Kita bisa memaknainya apabila kita mengumpulkan sesen demi sesen, pada saatnya kita akan dapat sepundi. Namun sesungguhnya pepatah ini tak sekedar hanya berbicara tentang hidup hemat dan ketekunan menabung.
Pepatah ini menyiratkan tentang sesuatu yang lebih berharga dari sekadar sekantung keeping uang, yaitu: bila kita mampu mengumpulkan kebaikan dalam setiap tindakan-tindakan kecil kita, maka kita akan dapati kebesaran dalam jiwa kita.
Bagaimanakah tindakan-tindakan kecil itu mencerminkan kebesaran jiwa sang pemiliknya? Yaitu, bila disertai dengan secercah kasih sayang di dalamnya. Ucapan terima kasih, senyuman, sapaan ramah, atau pelukan bersahabat, adalah tindakan yang mungkin sepele saja. Namun dalam liputan kasih sayang, ia jauh lebih tinggi daripada bukit tabungan anda.